PERAWATAN BERKALA SISTEM PELUMASAN
1. FUNGSI SISTEM PELUMASAN
Pelumasan berfungsi untuk:
a. Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
b. Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
c. Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
d. Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas
2. MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
a. Pelumasan Campur
Digunakan pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
Sifat-sifat yang menonjol
Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur bensin ikut terbakar
dan habis.
Timbul polusi dari gas buang
Pemakaian oli boros
Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik )
Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2 Tak.
Pelumasan berfungsi untuk:
a. Memperkecil gesekan sehingga mengurangi keausan
b. Mendinginkan komponen (panas komponen berpindah ke oli)
c. Sebagai perapat, misal antara ring piston dengan dinding silinder
d. Sebagai pembersih dari keausan bidang lumas
2. MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
a. Pelumasan Campur
Digunakan pada kebanyakan mesin stasioner 2 Tak yang kecil dan kendaraan
ringan seperti : Vespa, Yamaha, Suzuki.
Sifat-sifat yang menonjol
Selalu menggunakan oli baru, karena oli yang tercampur bensin ikut terbakar
dan habis.
Timbul polusi dari gas buang
Pemakaian oli boros
Kandungan oli 2 ÷ 4 % dari bensin ( menurut spesifikasi pabrik )
Pelumasan campur digunakan hanya untuk motor 2 Tak.
Gambar 1 Pelumasan Campur
2). Pelumasan Tekan
Sifat yang menonjol
Pelumasan kontinyu, teratur dan merata
Digunakan pada motor Otto (bensin) dan Diesel 4 tak dan Diesel 2 Tak
Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu
Pada umumnya: Motor Otto (bensin), oli diganti setiap 10.000 Km
Motor Diesel , oli diganti setiap 5.000 Km
Sifat yang menonjol
Pelumasan kontinyu, teratur dan merata
Digunakan pada motor Otto (bensin) dan Diesel 4 tak dan Diesel 2 Tak
Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu
Pada umumnya: Motor Otto (bensin), oli diganti setiap 10.000 Km
Motor Diesel , oli diganti setiap 5.000 Km
Gambar 2 Pelumasan Tekan
3. Oli Mesin/Motor
Di pasaran banyak oli motor yang ditawarkan pabrik. Bagaimana menentukan oli
yang sesuai untuk kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui
spesifikasi oli yang dapat dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
yang sesuai untuk kebutuhan motor / engine ? Hal iItu dapat ditentukan melalui
spesifikasi oli yang dapat dibaca pada tulisan yang menempel pada kaleng oli.
a. Spesifikasi Kekentalan (viskositas)
Spesifikasi ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering )
SAE 20 tingkat kekentalannya encer
SAE 30 tingkat kekentalannya sedang
SAE 50 tingkat kekentalannya kental
Spesifikasi ini mengikuti standar SAE (Society of Automotive Engineering )
SAE 20 tingkat kekentalannya encer
SAE 30 tingkat kekentalannya sedang
SAE 50 tingkat kekentalannya kental
Motor (engine) biasanya menggunakan oli SAE 40
1).Oli “multigrade”
Oli “multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan
tidak cepat beku pada temperatur rendah.
Contoh : Mesran super SAE 20W-50
Pada temperatur dingin ( W = Winter),
kekentalan seperti oli biasa SAE 20
Pada temperatur tinggi, kekentalan
sama seperti oli biasa SAE 50
Penggunaan oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang
perubahannya tidak banyak / merata seperti di Indonesia.
b. Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
1). Motor bensin : SA, SB digunakan untuk tugas ringan
Oli “multigrade” adalah oli yang telah diberi bahan aditif yang dapat
meningkatkan kemampuan oli untuk tidak cepat encer bila suhunya naik dan
tidak cepat beku pada temperatur rendah.
Contoh : Mesran super SAE 20W-50
Pada temperatur dingin ( W = Winter),
kekentalan seperti oli biasa SAE 20
Pada temperatur tinggi, kekentalan
sama seperti oli biasa SAE 50
Penggunaan oli “multigrade” tidak lebih menguntungkan pada hawa yang
perubahannya tidak banyak / merata seperti di Indonesia.
b. Spesifikasi Kualitas
Spesifikasi ini mengikuti standar API (American Petrolium Institute).
1). Motor bensin : SA, SB digunakan untuk tugas ringan
SF digunakan untuk tugas berat
2). Motor Diesel : CA, CB digunakan untuk tugas ringan
2). Motor Diesel : CA, CB digunakan untuk tugas ringan
CF digunakan untuk tugas berat
c. Oli yang biasa digunakan pada motor (engine) :
Motor Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE
Motor Diesel menggunakan oli dengan kualitas CC, CD
Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal untuk
motor bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40, API SE/ CC)
c. Oli yang biasa digunakan pada motor (engine) :
Motor Otto (bensin) menggunakan oli dengan kualitas SC,SE
Motor Diesel menggunakan oli dengan kualitas CC, CD
Contoh : oli Pertamina yang dapat memenuhi semua kebutuhan normal untuk
motor bensin dan motor Diesel adalah Mesran B40 (SAE 40, API SE/ CC)
d. Interval penggantian oli motor
Motor bensin, oli diganti setiap 10’000 km
Motor Diesel, oli diganti setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)
e. Penggantian Elemen Saringan Oli
Motor bensin, oli diganti setiap 10’000 km
Motor Diesel, oli diganti setiap 5’000 km (lebih cepat kotor)
e. Penggantian Elemen Saringan Oli
Gambar 3 Elemen Saringan Oli
Kadang-kadang mesin atau motor kendaraan menggunakan unit saringan oli
dengan elemen saringan yang dapat diganti sendiri.
Cara mengganti elemen saringan :
Lepas baut pada pusat rumah saringan. Jika rumah saringan melekat/lengket,
pukul sedikit dengan palu plastik untuk melepasnya
Cuci rumah saringan dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya
harus diganti dengan yang baru setiap 20’000 km.
dengan elemen saringan yang dapat diganti sendiri.
Cara mengganti elemen saringan :
Lepas baut pada pusat rumah saringan. Jika rumah saringan melekat/lengket,
pukul sedikit dengan palu plastik untuk melepasnya
Cuci rumah saringan dan perlengkapannya. Elemen saringan dan seal nya
harus diganti dengan yang baru setiap 20’000 km.
Gambar 4 Pencucian Rumah Saringan Oli
Perhatikan urutan pemasangan perlengkapan baut pengikat!
Gambar 5 Pemasangan Pegas Pada Rumah Saringan Oli
Perhatikan pada pengencangan rumah saringan apakah dudukannya pada
flens dapat memusat dengan benar.
Setelah motor terisi oli, hidupkan mesin/motor dan kontrol kebocoran oli.
flens dapat memusat dengan benar.
Setelah motor terisi oli, hidupkan mesin/motor dan kontrol kebocoran oli.
3. PENGGANTIAN OLI MOTOR DAN SARINGAN
a. Peralatan yang diperlukan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Bak Oli
2) Alat pelepas
3) Saringan oli
4) Kain lap
5) Corong
6) Kan pengisi oli
b. Bahan untuk praktik
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Bak Oli
2) Alat pelepas
3) Saringan oli
4) Kain lap
5) Corong
6) Kan pengisi oli
b. Bahan untuk praktik
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Kendaraan/ motor hidup
2) Macam- macam saringan oli
3) Oli motor
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
1) Kendaraan/ motor hidup
2) Macam- macam saringan oli
3) Oli motor
c. Langkah Kerja
Letakkan bak penampung oli bekas di bawah motor
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan
sampai paking karetnya tertinggal pada dudukan saringan oli.
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan
sampai paking karetnya tertinggal pada dudukan saringan oli.
Gambar 6 Pelepasan Filter Oli
Pemilihan saringan / filter oli :
Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking
karet.
Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau
tidak. Lihat gambar.
karet.
Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau
tidak. Lihat gambar.
Gambar 7 Aliran Oli Dalam Filter
Gambar 8 Katup Anti Balik Dalam Filter
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat
posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan
saringan oli horisontal atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli
harus dilengkapi dengan katup anti balik.
Pasang kembali baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.
Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada
paking saringan oli baru
posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan
saringan oli horisontal atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli
harus dilengkapi dengan katup anti balik.
Pasang kembali baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.
Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada
paking saringan oli baru
Gambar 9 Pemberian Oli Pada Paking Filter Oli
Pasang saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan tangan saja.
Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan
jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa
mengganti saringan oli.
jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/tanpa
mengganti saringan oli.
d. Kegunaan Katup-Katup Pada Saringan Oli
1). Katup “ by-pass “
Di dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup
ini terbuka pada saat oli masih dingin ( kental ) atau apabila saringan oli
tersumbat. Tempat katup terletak di dalam saringan atau di rumah
sambungannya.
2). Katup anti balik
Kebutuhan katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli
terhadap motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi
saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di bawah, maka
paa saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila
motor dihidupakan, beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem
pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi sarigan terlebih dahulu.
Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang
mencegah oli kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari
ring karet bersama ring baja berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai
pegas.
1). Katup “ by-pass “
Di dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup
ini terbuka pada saat oli masih dingin ( kental ) atau apabila saringan oli
tersumbat. Tempat katup terletak di dalam saringan atau di rumah
sambungannya.
2). Katup anti balik
Kebutuhan katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli
terhadap motor. Kalau pada saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi
saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di bawah, maka
paa saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila
motor dihidupakan, beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem
pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi sarigan terlebih dahulu.
Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang
mencegah oli kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari
ring karet bersama ring baja berbentuk piring. Ring tersebut berfungsi sebagai
pegas.
Udh pak
ReplyDelete