PERAWATAN BERKALA MEKANISME KATUP
1. BAGIAN-BAGIAN MEKANISME KATUP
Gambar 4. Satu Poros Kam di Kepala ( SOHC)
4. CELAH KATUP DAN PENYETELANNYA
a. Fungsi celah katup
b. Mengapa celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak
bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka
semakin lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada
daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor, sehingga
celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak
merata, celah katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
1) Celah terlalu besar
a) Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam)
b) Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan)
c) Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya
d) Tenaga mesin berkurang.
2) Celah terlalu kecil
a) Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya
b) Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas
buang besar. Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
3) Tidak ada celah katup
a) Katup tidak menutup dengan sempurna
b) Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor
berkurang
c) Pembakaran dapat merambat ke karburator
d) Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup
tidak sempurna.
5. MACAM-MACAM KONSTRUKSI PENYETEL KATUP
a. Konstruksi umum
6. PENYETELAN CELAH KATUP
Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup
pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama.
Lepas tutup kepala silinder.
Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci momen sesuai dengan
urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan baut lihat
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat
penyetel dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup,
diperlukan satu set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan
mangkok penumbuk katup.
Gambar 1. Mekanisme Katup Standar
Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.
gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.
2. MEKANISME KATUP DENGAN POROS KAM DI BAWAH
Gambar 2. Katup di Samping (Side Valve atau SV)
a. Katup di Samping (Side Valve atau SV)
Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta
poros kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin
pendek/tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar
kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan
celah katup sulit.
poros kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin
pendek/tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar
kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan
celah katup sulit.
b. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Gambar 3. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder
bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun
kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.
bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun
kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.
3. MEKANISME KATUP DENGAN POROS KAM DI ATAS
a. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Gambar 4. Satu Poros Kam di Kepala ( SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
b. Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)
Gambar 5. Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau
unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor
putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan
penyetelan celah katup lebih sulit.
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau
unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor
putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan
penyetelan celah katup lebih sulit.
4. CELAH KATUP DAN PENYETELANNYA
a. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua
keadaan temperature mesin.
keadaan temperature mesin.
Gambar 6. Celah Katup
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak
bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka
semakin lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada
daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor, sehingga
celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak
merata, celah katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
1) Celah terlalu besar
a) Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam)
b) Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan)
c) Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya
d) Tenaga mesin berkurang.
2) Celah terlalu kecil
a) Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya
b) Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas
buang besar. Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
3) Tidak ada celah katup
a) Katup tidak menutup dengan sempurna
b) Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor
berkurang
c) Pembakaran dapat merambat ke karburator
d) Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup
tidak sempurna.
5. MACAM-MACAM KONSTRUKSI PENYETEL KATUP
a. Konstruksi umum
Gambar 7. Penyetel Katup Umum
Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur pengunci dan memutar
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus
pada lingkaran dasar
b. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan )
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus
pada lingkaran dasar
b. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan )
Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas
ayun dan ujung batang katup.
ayun dan ujung batang katup.
Gambar 8. Penyetel Katup Melalui Tuas Ayun
c. Dengan plat penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW )
Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
Gambar 9. Penyetel Katup Dengan Plat Penyetel
d. Tuas Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW)
Gambar 10. Penyetel Katup Dengan Eksenter Penyetel
e. Penyetel Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt T-120)
Gambar 11 Penyetel Celah Katup Melalui Mur
1. Fuler
2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3. Tuas katup dari pelat yang di pres
2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3. Tuas katup dari pelat yang di pres
6. PENYETELAN CELAH KATUP
a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Kunci sok
Kunci momen
b. Bahan
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
Kunci sok
Kunci momen
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan atau stan motor/mesin hidup
Paking tutup kepala silinder
Kain lap
c. Langkah kerja
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Kendaraan atau stan motor/mesin hidup
Paking tutup kepala silinder
Kain lap
c. Langkah kerja
Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup
pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama.
Lepas tutup kepala silinder.
Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci momen sesuai dengan
urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan baut lihat
di Modul manual.
Gambar 12. Urutan Pengencangan Baut Kepala Silinder
Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen
sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar
sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar
Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan pengencangan baut lihat
di buku manual.
di buku manual.
Gambar 13. Urutan Pengencangan Baut /Mur Unit Tuas Penekan Katup
Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA
terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.
Gambar 14. Penepatan Tanda TMA
Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder 1.
Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh
dari roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan
langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah
buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat
diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup
tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup.
Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari
adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang atau
adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh
dari roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan
langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah
buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat
diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup
tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup.
Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari
adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang atau
adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
1). Penyetelan Katup Motor 4 dan 6 Silinder
a). Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup
yang dapat disetel ( X ) adalah :
a). Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup
yang dapat disetel ( X ) adalah :
Gambar 15. Katup Motor 4 Silinder Yang Dapat di Setel
M Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
b). Motor 6 silinder
Jika silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang
dapat disetel ( X ) adalah :
Jika silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang
dapat disetel ( X ) adalah :
Gambar 16 Katup Yang Dapat Disetel Motor 6 Silinder
Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan
dengan cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi /
tanda TMA tepat.
Pasang tutup kepala silinder.
Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder
serta sambungan-sambungan ventilasi karter.
2). Cara Menyetel Katup Yang Benar
dengan cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi /
tanda TMA tepat.
Pasang tutup kepala silinder.
Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder
serta sambungan-sambungan ventilasi karter.
2). Cara Menyetel Katup Yang Benar
Fuler harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak
rata / berombak dan tidak halus.
rata / berombak dan tidak halus.
Gambar 17. Cara Menyetel Katup Yang Benar
3) Tempat Mengukur Celah Katup
Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun
harus antara tuas dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang
katup.
harus antara tuas dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang
katup.
Gambar 18. Tempat Mengukur Celah Katup
4). Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat
penyetel dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup,
diperlukan satu set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan
mangkok penumbuk katup.
Gambar 19. Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
a). Cara menyetel
Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada,
stel katup satu persatu, seperti berikut :
Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat.
Catatlah kesalahan celah (C), yaitu perbedaan ukuran celah antara besar
celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah diukur. Kesalahan
celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat penyetel dengan
tebal yang tepat (D).
Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.
Keluarkan plat penyetel dengan tang khusus atau obeng.
Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada,
stel katup satu persatu, seperti berikut :
Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat.
Catatlah kesalahan celah (C), yaitu perbedaan ukuran celah antara besar
celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah diukur. Kesalahan
celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat penyetel dengan
tebal yang tepat (D).
Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.
Keluarkan plat penyetel dengan tang khusus atau obeng.
Gambar 20. Cara Menyetel Katup dengan Plat Penyetel
Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian
masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup
yang benar, yaitu D = E + C.
Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.
Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.
Kontrol celah katup kembali.
masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.
Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup
yang benar, yaitu D = E + C.
Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.
Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.
Kontrol celah katup kembali.
Nama :juhana imelda
ReplyDeleteKelas : XI TBSM C
Nama: indah nuraisah
ReplyDeleteKelas: XI TBSM C
Nama: Ahmad Adam
ReplyDeleteKelas: XI C TBSM
Nama: Tia Amelia
ReplyDeleteKelas: XI TBSM C
Nama: Muhamad Rizki
ReplyDeleteKelas:XI TBSM B
Nama: Ulil Albab
ReplyDeleteKelas: XI TBSM B
Nama: Mustofa
ReplyDeleteKelas: XI TBSM C
Nama: Dai Rosadi
ReplyDeleteKls:xl c
Jurusan Tbsm
Nama: triliandiputra
ReplyDeleteKelas: XI tbsm b
Nama : Ikbal Maulana
ReplyDeleteKelas : XI TBSM B
Nama:MUNARIK HATA
ReplyDeleteXI TBSM B HADIR
Nama : Fajar tri mulyana
ReplyDeleteKelas: XI A TBSM
Nama:Gigis septian fajar
ReplyDeleteKelas:XI B TBSM
Nama: Muhamad Rizki
ReplyDeleteKelas : XI TBSM B
Ayu Rahayu
ReplyDeleteKls: Xl B TBSM
Nama : ARDI SOFANDI
ReplyDeleteKELAS :. XI TBSM B.
Nama; RAHMAN HAKIM
ReplyDeleteKeasl: XI TBSM B
Nama Fajar Sodikin
ReplyDeleteKls Xl C TBSM
Ayu Rahayu
ReplyDeleteKls Xl TBSM B
Nama: Gigis septian fajar
ReplyDeleteKls: XI TBSM B
Nama: Indah Nuraisah
ReplyDeleteKelas: Xl TBSM C
NAMA: DANI RAMDANI
ReplyDeleteKELAS: XI TBSM C
Nama: Rahman hakim
ReplyDeleteKelas: XI TBSM B
Nama: Ahmad Adam
ReplyDeleteKelas: XI TBSM C
Nama; triliandiputra
ReplyDeleteKelas; XI tbsm b
NAMA Casyanto
ReplyDeleteKelas XI TBSM B
Nama:Sandi Komara
ReplyDeleteKelas: X TBSM B
NAMA: MUNARIK HATA
ReplyDeleteKELAS:XI TBSM B